Kini jadi anggota Gema Pembebasan makin mudah. Mahasiswa putera dan puteri di Jawa Timur, daftarkan diri Anda jadi anggota Gema Pembebasan secara online. Gratis! Tinggal buka weblog Gema Pembebasan Jawa Timur dan isi formulirnya. Semua biodata kamu akan langsung masuk ke database Pengurus Wilayah (PW) dan segera ditindaklanjuti per kota atau bahkan per kampus.

Form Pendaftaran Anggota Gema Pembebasan

     
   

 
   
     

Saturday, July 7, 2007

Hima Persis Mendukung Tegaknya Syariah dan Khilafah di Indonesia

Minggu tanggal 27 Mei 2007 kemarin, Pimpinan Pusat Gema Pembebasan menghadiri undangan dari Pengurus Pusat Hima Persis dalam acara Simposium Nasional “Rekonstruksi Gerakan Mahasiswa Dalam Membangun Bangsa”. Acara berlangsung di salah satu gedung bersejarah di Kota Bandung yaitu gedung Indonesia Menggugat. Gedung tersebut adalah gedung tempat disidangkannya Bung Karno oleh Pemerintah Hindia Belanda kala itu.

Acara dibuka oleh sambutan – sambutan dari pihak panitia penyelenggara maupun perwakilan dari walikota Bandung yang saat itu berhalangan hadir. Di antara pembicara yang hadir adalah Bapak Fuad Bawazier (mantan menteri keuangan era Soeharto), Bapak Heru Susanto (Bappenas), serta aktivis ’98 Sahrin Hamid yang juga menjabat sebagai ketua KNPI Pusat.

Acara berlangsung dengan hangat meski banyak melebar ke sana kemari keluar dari tema seminar yaitu “Rekonstruksi Gerakan Mahasiswa Dalam Membangun Bangsa”. Pada kesempatan Tanya jawab, Amir Muttaqin selaku ketua umum Dewan Pengurus Pusat Gema Pembebasan memberikan tanggapan seputar perlunya rekonstruksi gerakan mahasiswa saat ini. Beliau menyatakan bahwa reformasi yang telah digulirkan pada 1998 lalu telah mati dan layu sebelum berkembang alias gagal total. Beliau menilai kegagalan tersebut akibat dari tidak jelasnya arah reformasi yang digelindingkan saat itu. Di samping juga kesalahan dalam mengidentifikasi akar permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat saat ini. Dalam kesempatan itu beliau menyatakan bahwa akar permasalahan umat adalah ideologi neo kapitalisme liberalisme yang diterapkan di negeri ini. Oleh karena itu beliau menawarkan sebuah solusi konkret berupa Khilafah Islam yang akan menggantikan sistem bobrok ini dengan syariah Islamnya. Sehingga tidak bisa tidak selain dengan jalan revolusi bukan jalan reformasi. Sebab yang harus diganti adalah orang sekaligus sistem yang diterapkannya.

Dalam kesempatan itu juga terdengar celetukan – celetukan miring berupa kampanye bahwa ide khilafah adalah ide yang berbahaya karena dia adalah sebuah ideology transnasional(bukan keindonesiaan). Ataupun juga celotehan – celotehan bahwa Gema Pembebasan hanyalah gerakan yang mengimpor ideologi dari luar negeri. Namun sayang sekali pada kesempatan itu Gema Pembebasan tidak dalam kapasitas sebagai pembicara sehingga tidak ditanggapi kampanye – kampanye miring tersebut. Akan tetapi secara singkat Ketua Umum DPP Gema Pembebasan menyampaikan kepada rekan – rekan bahwa ideologi yang diterapkan saat ini adalah sebuah ideologi impor dari luar juga yaitu Kapitalisme Liberalisme yang sekuler. Bukankah hal itu hanyalah menertawakan diri mereka sendiri? Bukankah Islam itu adalah agama yang transnasional, tidak ada Islam Indonesia, Islam Malaysia dll. Semuanya Islam selama mereka mengakui tiada Ilah selain Allah Swt.

Seminar tsb berakhir tepat pukul satu siang. Setelah break, acara dilanjutkan dengan sebuah dialog antar gerakan. Pada kesempatan itu, unsur gerakan yang diundang sebenarnya tidak hanya Gema Pembebasan saja, akan tetapi yang berkesempatan untuk hadir hanyalah rekan – rekan dari Gema Pembebasan. Dialog tsb dibuka oleh pemaparan gagasan – gagasan dari rekan – rekan Hima Persis mengenai rekonstruksi gerakan mahasiswa saat ini. Pemaparan disampaikan oleh Lam Lam Pahala yang merupakan ketua umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Persis. Beliau menyatakan bahwa keadaan saat ini disebabkan oleh tiga hal yaitu orang – orang yang melaksanakan pemerintahan, sistem yang dilaksanakannya, serta leadership yang buruk. Beliau menegaskan bahwa saat ini orang – orang yang melaksanakan pemerintahan bukanlah orang – orang yang amanah dan adil. Sedangkan untuk sistemnya jelas bahwa sistem yang mereka jalankan saat ini sama sekali tidak didasarkan kepada al-Quran dan Sunnah. Ditambah lagi dengan figure leadership yang lemah dan tidak berani dalam menyuarakan yang haq. Itulah kurang lebih point – point yang beliau sampaikan.

Pada kesempatan itu Ketua Umum DPP Gema Pembebasan juga mendapat kesempatan untuk memaparkan gagasan – gagasannya mengenai rekonstruksi gerakan mahasiswa saat ini. Singkat kata beliau menjelaskan bahwa yang harus dilakukan oleh gerakan mahasiswa saat ini adalah menyuarakan syariat Islam sebagai solusi bagi seluruh permasalahan umat dan mengkampanyekan penegakan Khilafah Islam sebagai institusi yang akan menjalankan syariah Islam tsb. Gagasan ini menuai banyak pro dan kontra dari peserta symposium sekalian. Diantara mereka ada yang pro dan juga ada yang kontra. Diantara yang pro antara lain adalah sebagaian rekan – rekan Hima Persis serta rekan – rekan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Jawa Barat, yang saat itu hanya diwakili oleh koordinator akhwatnya saja. Hal ini tentu tidaklah mengherankan sebab pernyataan resmi terakhir yang dikeluarkan oleh dewan Hisbah Persis adalah bahwa Persis secara khusus mendukung penegakan khilafah di Indonesia.

Dialog antar gerakan ini memang belum menghasilkan satu point yang akan ditindaklanjuti sebagai sebuah gerakan bersama, akan tetapi cukup membawa angin segar bagi persatuan gerak ormawa Islam kedepannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh rekan – rekan Hima Persis bahwa tujuan kita sebenarnya adalah sama hanya berbeda dari segi metode penegakannya. Semoga saja hal ini akan semakin mempercepat tegaknya syariah dan khilafah di Indonesia dan menggantikan ideology kufur sekuler menyengsarakan yaitu kapitalisme liberalisme.

[Kantor Pengurus Wilayah Gema Pembebasan Jawa Barat]

No comments:

AddThis Feed Button
Bloggers' Rights at EFF

Google News

KabarIndonesia

Eramuslim

Syariah